Pesan untuk Adik-adikku

Saya adalah anak ketiga dari 9 bersaudara. Adik saya 6. Kami berangkat dari keluarga kurang mampu. Bahkan, termiskin pertama di desa. Tak hanya itu, orang tua kami pernah terlilit utang hingga 100 juta. Latar belakang ini mungkin sempat membuat trauma pada adik-adikku. Mungkin kemiskinan yang akut serta kepahitan hidup sempat membuat mereka takut, pesimis, dan murung. Aku mau cerita dan berpesan pada mereka...

Saat sekolah SD aku hampir gak pernah bawa uang saku. Jangankan bawa uang saku. Kadang-kadang ke sekolah pun berangkat dengan perut belum sarapan. Sekian waktu sekolah tanpa sepatu. Saat teman lain Rabu Kamis pakai batik, aku setia pakai baju putih. Meski anaknya tukang jahit, celana bolong tak dibuatkan baru. Hanya ditambal-tambal terus.

Saat lulus SMP, aku tak langsung lanjut SMA. Tapi kerja lebih dulu. Mending 3 adik terakhirku lulus SMP bisa lanjut SMA, dan sebagian besar biaya aku yang cover. Saat lulus SMA, aku ikut ujian masuk PTN tapi belum lolos. Sambil nunggu kesempatan berikutnya di tahun depan, aku jadi loper koran. Uang dari loper koran, sebagian untuk bantu orang tua, sebagian ditabung untuk persiapan masuk kuliah.

Saat kuliah aku pernah jualan kaos kaki, nasi rames, gorengan. Namun akhirnya fokus di jualan buku online. Aku pernah punya Reseller anak kelas 3 SMP. Meski dia sibuk sekolah dari pagi sampai sore. Tapi dia bisa menyempatkan promosi. Bahkan HP nya itu pinjam punya kakaknya (dipakai giliran). Pernah juga ada anak kelas 2 MAN Cianjur jadi resellerku, dia sangat rajin dan semangat. Awalnya promo lewat warnet. Tapi lama-lama bisa beli android. Kini dia kuliah di UIN Malang.

Aku mau sampaikan pada adik-adikku... Kamu harus kerja keras. Kamu harus berpikir cerdas. Kamu harus bersikap ikhlas. Memandang hidup ini: jangan takut. Menjalani hidup ini: jangan malas. Kau sudah dianugerahi akal dan tubuh yang sempurna, pergunakan dengan sebaik-baiknya.

Meski kamu masih sekolah... Kamu harus belajar banyak hal. Bukan cuma belajar pelajaran sekolah. Kamu boleh juga inisiatif, bagaimana biar bisa dapat duit dengan cara halal agar tidak melulu bergantung pada kakakmu/orangtuamu. Kamu bisa mencontoh mantan resellerku yang kelas 3 SMP dan 2 SMA.

Pegang HP bukan cuma main-main... Tapi manfaatkan juga buat cari ilmu, buat belajar biar tambah ketrampilan, dan syukur-syukur bisa menghasilkan uang.

Adik-adikku, sekarang tantang dirimu sendirimu untuk keluar dari zona nyaman. Keluar dari kebiasaan-kebiasaan buruk, tidak produktif, tidak kreatif. Gunakan akal itu. Jangan biarkan kesadaran mu lama tertidur... Anak muda, usia muda punya potensi luar biasa... Jangan disia-siakan.

Atta Halilintar, usia 13 tahun sudah inisiatif berbisnis dan berhasil raih omset 1 milyar. Dia sama seperti kita. Orang Indonesia. Juga berawal dari orang tua yang gak punya, hidup sempat terlunta-lunta.

Ketika kamu mulai berpikir, merenung, sadar sesadar-sadarnya dan kemudian bertindak dengan Istiqomah tujuan baik itu bakal tercapai.... Karena orang tuamu bukan orang kaya, maka kamu wajar sekolah sambil berpikir untuk cari duit. Gak masalah, meski teman-teman sekolah mu hampir tidak ada yang seperti itu. Kamu harus jadi diri sendiri, jangan ikut-ikutan orang lain. Setiap anak/orang punya latar belakang masing-masing.

Berpikir, berpikir, berpikir. Bertindak, bertindak, bertindak. Jangan diam. Jangan malas. Bangun, bangun, bangun. Sadar, sadar, sadar. Jangan sia-siakan usia mudamu. Kamu punya potensi jadi orang hebat, orang sukses! Belajarlah jadi pengusaha (orang yang terus berusaha). Jadilah pemimpin! Minimal mampu memimpin diri sendiri. Kalau sejak SMA kamu sudah belajar bisnis dan praktik bisnis. Aku pikir, ketika kuliah kamu bisa membuat omset ratusan juta per bulan.

Tidak ada yang mustahil. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Cari ilmu sebanyak mungkin. Aku yakin kelak nanti kamu jadi miliarder yang bisa melunasi utang orang tua, membangun rumah baru yang layak untuk orang tua, mengumroh/hajikan orang tua.

Kamu harus lebih baik dari kakakmu.


Jogja, 6 Januari 2018

Komentar